Sesar Lembang Bergerak Setiap Tahun, Gunung Batu Naik Hingga 40 cm

Kehutanan 09 Sep 2025 53 kali dibaca
Gambar Artikel Peta Sesar Lembang | Sumber foto: Gurugeografi.id

LingkariNews–Temuan terbaru dari hasil penelitian paleoseismologi menunjukkan bahwa Sesar Lembang bergerak hingga 3,4 milimeter setiap tahunnya. Melalui penggalian parit di kilometer 11,5 ditemukan adanya pergeseran setinggi 40 sentimeter, yang menyebabkan bagian selatan sesar terangkat dibanding bagian utara.

Menurut penjelasan Mudrik R. Daryono, Periset bidang Geologi Gempa Bumi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Sesar Lembang adalah patahan besar di bagian kerak bumi yang menjadi jalur pergeseran batuan. Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer, dari Padalarang hingga Cimenyan, tepatnya terletak di bawah kaki Gunung Tangkuban Perahu.

“Bukti nyata bisa dilihat dari pergeseran Sungai Cimeta yang telat bergeser sejauh 120 meter, bahkan di beberapa lokasi mencapai 460 meter,” ucap Mudrik, saat ditemui tim Humas BRIN, pada Kamis (28/8).

Pergerakan yang Memicu Gempa Besar di Masa Lalu

Dalam penelitian jejak gempa purba atau penelitian paleoseismologi,  mengungkapkan bahwa Sesar Lembang pernah memicu sejumlah gempa besar di masa silam. Salah satu gempa yang paling akhir diperkirakan terjadi sekitar abad ke-15. Sementara itu, bukti lain menunjukkan adanya aktivitas gempa sekitar 60 tahun sebelum Masehi, yang menghasilkan pergeseran tanah setinggi 40 sentimeter.

Menilik jauh ke belakang, peneliti juga menemukan adanya indikasi gempa yang diperkirakan terjadi sekitar 19.000 tahun lalu. Berdasarkan hasil temuan tersebut, ilmuwan memperkirakan bahwa gempa besar di sepanjang Sesar Lembang terjadi secara berulang dalam selang waktu antara 170 hingga 670 tahun.

“Jika mengacu pada siklus ulang gempa besar yang telah diperkirakan, maka secara teoritis gempa besar berikutnya dapat terjadi paling lambat sekitar tahun 2170. Artinya, secara waktu, perkiraan, siklus ini sudah relatif dekat dengan masa sekarang,” jelas Mudrik.

Mudrik menambahkan bahwa hal tersebut merupakan gambaran rentang waktu, bukan kepastian waktu terjadinya gempa.

Banyak asumsi mengira, Sesar Lembang hanya sebuah garis patahan di peta. Lebih dari itu, ia merupakan sistem geologi aktif yang keberadaannya dapat dilihat langsung. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya kejadian gempa bumi bermagnitudo 6,5–7 yang terlihat pada hasil penggalian parit di kilometer 11,5.

“Pemahaman ilmiah ini sangat penting agar masyarakat lebih siap dan senantiasa waspada dalam menghadapi potensi bencana,” ungkap Mudrik.

Kenaikan Gunung Batu, Bukti Aktifnya Sesar

Gunung Batu di Lembang, yang terletak di kilometer 17 jalur sesar, menjadi salah satu titik yang menunjukkan bentuk permukaan (morfologi) akibat aktivitas sesar tersebut. Baru-baru ini, muncul informasi bahwa ketinggian Gunung Batu terus mengalami peningkatan hingga 40 sentimeter.

Merespons hal tersebut, Mudrik menjelaskan bahwa pergeseran atau kenaikan permukaan tanah di sepanjang jalur sesar memang kerap terjadi setiap kali gempa bumi melanda.

“Gunung Batu bisa naik hingga 40 sentimeter dalam sekali kejadian gempa. Dan naik atau gesernya ini akan menghasilkan gempa bumi,” jelasnya.

Sementara itu, kemunculan gempa-gempa kecil di wilayah sekitar Bandung belakangan ini–khususnya di segmen Cimeta dan Sesar Kertasari–merupakan bagian alami dari aktivitas sistem sesar yang masih aktif.

Kejadian tersebut dapat diartikan sebagai pelepasan energi sesar berskala ringan yang tidak berlanjut, atau gempa kecil yang berpotensi memicu gempa lebih besar di kemudian hari.

“Hingga saat ini, ilmu kebumian belum mampu memprediksi dengan pasti skenario mana yang akan terjadi. karena itulah, sikap paling bijak yang bisa dilakukan adalah tetap waspada dan menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” ungkap Mudrik.

Pemetaan, riset, dan edukasi publik terhadap sesar lembang terus diupayakan oleh BRIN bersama BMKG, BPBD, serta pemerintah daerah. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi kecemasan berlebih di masyarakat dan mendorong kesiapsiagaan akan bencana berbasis pengetahuan.

(NY)

Sumber:

https://www.brin.go.id/news/124632/penelitian-paleoseismologi-ungkap-jejak-gempa-purba-magnitudo-7-di-sesar-lembang