Foto:Dok/LingkariNews.id
LingkariNews.id, Jakarta, 8 Mei 2025 – Gabungan Produsen Gula Indonesia (GAPGINDO) dan Bank Jatim menandatangani nota kesepahaman (MoU) pada Rabu, 8 Mei 2025, di kantor GAPGINDO, Senayan City. Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Ketua Umum GAPGINDO ke Bank Jatim pada 8 April 2025, yang kemudian disusul kunjungan balasan dari tim Bank Jatim ke kantor GAPGINDO pada 22 April 2025. Acara penandatanganan MoU kredit pertanian ini turut disaksikan oleh perwakilan dari seluruh pabrik gula anggota GAPGINDO, bersama lima delegasi GAPGINDO dan sepuluh perwakilan Bank Jatim.
MoU antara GAPGINDO dan Bank Jatim mengusung tema “Pengembangan dan Pengelolaan Jasa Perbankan Dalam Ekosistem Bisnis Mitra Pabrik Gula Anggota GAPGINDO”. Kerja sama tersebut mencakup percepatan penyaluran Kredit Usaha Alat dan Mesin Pertanian (KUA) kepada petani tebu mitra pabrik gula anggota GAPGINDO. Kredit diberikan dengan tingkat bunga rendah, yakni hanya 3% per tahun. Skema pembiayaan dijamin dengan agunan berupa alat dan mesin pertanian yang diterima oleh petani.
Kesepakatan yang telah dibuat menjadi dasar bagi GAPGINDO untuk mensosialisasikan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan KUA kepada para petani tebu mitra. Langkah ini bertujuan agar petani mendapatkan akses kredit pertanian yang lebih mudah terhadap fasilitas pembiayaan yang tersedia. Sementara itu, Bank Jatim akan menyediakan dukungan permodalan sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.
Kolaborasi ini diharapkan mendorong modernisasi industri gula, meningkatkan kapasitas produksi pabrik anggota GAPGINDO, serta berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.
Proses persiapan kerjasama strategis antara GAPGINDO dan Bank Jatim berlangsung dalam waktu yang terbilang singkat. Inisiasi pembahasan dan penyusunan dokumen dimulai pada bulan April 2025, melibatkan serangkaian koordinasi lintas tim dan pengecekan silang (crosscheck) secara intensif.
Hanya dalam waktu satu bulan, seluruh persiapan berhasil dirampungkan. MoU pun resmi ditandatangani pada Mei 2025. Efisiensi ini mencerminkan komitmen kuat kedua belah pihak untuk mempercepat kolaborasi yang mendukung modernisasi industri gula nasional melalui fasilitas kredit pertanian bunga rendah.
Saat ini, Pabrik Gula (PG) yang tergabung dalam GAPGINDO telah berkontribusi terhadap 26,92% produksi gula nasional. GAPGINDO menargetkan kontribusinya dapat meningkat jadi 35–40% untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Namun meskipun luas lahan dan kebun tebu terus meningkat setiap tahun, keterbatasan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern di kalangan petani mitra menjadi hambatan. Terlebih, saat ini banyak petani yang telah berusia lanjut.
Kerjasama dengan Bank Jatim diharapkan dapat mempercepat penyaluran KUA kepada para petani tebu. Bank Jatim, yang telah ditunjuk oleh Kementerian Pertanian sebagai penyalur KUA, diharapkan segera menindaklanjuti MoU ini dengan implementasi kerjasama teknis di lapangan.
Sebagai Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan aset terbesar kedua setelah BJB, Bank Jatim memiliki kapasitas permodalan yang solid. Infrastruktur keuangan yang kuat juga diyakini akan mendukung percepatan pembiayaan kredit pertanian untuk petani tebu, sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
Direktur Eksekutif GAPGINDO, Mulyadi Hendiawan, menegaskan pentingnya sosialisasi menyeluruh kepada petani tebu terkait skema kredit ini. Sosialisasi tersebut mencakup pemahaman tentang produk, tata cara pengajuan, serta mekanisme pembayaran. Hal ini diharapkan dapat memastikan manfaat program terserap secara optimal di tingkat tapak.
Kedepannya, GAPGINDO juga berencana untuk menjalin kerjasama kredit pertanian dengan BPD Lampung dan BPD Nusa Tenggara Timur dalam upaya memperluas akses pembiayaan di wilayah tersebut.
(KP/HP)