LingkariNews—Yanmar Agribussiness dan Pusat Penelitian Internasional Jepang untuk Ilmu Pertanian (JIRCAS), telah mengembangkan teknologi budidaya penanaman dalam untuk meningkatkan produktivitas tebu yang berkelanjutan.
Anak perusahaan Yanmar Holdings ini, tengah meluncurkan penjualan produk-produk berskala penuh. Oleh karena itu, penanaman ratoon—metode budidaya yang produktif dan ramah lingkungan—perlu dipertahankan untuk mendukung produksi tebu jangka panjang.
Teknologi Penanaman Dalam untuk Menjawab Tantangan Penanaman Ratoon
Pada sistem penanaman ratoon, tunas baru yang tumbuh dari tunggul tebu setelah panen biasanya muncul lebih dekat ke permukaan tanah. Kedalaman tumbuh yang dangkal ini berkontribusi pada penurunan hasil panen serta membatasi jumlah siklus pertumbuhan ulang yang lebih sedikit.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, dikembangkanlah teknologi budidaya penanaman dalam untuk meningkatkan produktivitas serta memperpanjang umur penanaman ratoon, khususnya di wilayah timur laut Thailand yang rawan mengalami kekeringan.
Metode penanaman dalam pada tebu ini melibatkan penanaman pada kedalaman sekitar 30 cm—lebih dalam dibandingkan metode konvensional sekitar 10 hingga 20 cm
Efektivitas metode ini, telah terbukti menghasilkan produksi yang stabil selama musim kemarau di Filipina. Selain itu, peningkatan ketahanan terhadap rebah*, diharapkan membantu mengurangi kerusakan akibat topan.
Meningkatkan Produktivitas Tebu
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan ini, Yanmar Agri meluncurkan penjualan skala penuh alat subsoiler serta penanaman dalam yang dioptimalisasi untuk budidaya tebu di Filipina.
Sementara itu, di Jepang, uji coba demonstrasi teknologi ini sedang dilakukan bersama pabrik gula lokal di Pulau Ishigaki, Prefektur Okinawa.
Yanmar Agri mendukung inisiatif Yanmar Green Challenge 2025 untuk meningkatkan produktivitas tebu berkelanjutan melalui teknologi penanaman dalam. Berkaitan dengan komitmen Yanmar terhadap pertanian berkelanjutan, teknologi ini diharapkan mampu mendorong efisiensi penggunaan lahan, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan topan, serta meminimalkan penggunaan sumber daya.
*rebah: kondisi tanaman roboh karena angin atau hujan lebat.
(SI/NY)
Sumber: www.yanmar.com