LingkariNews—Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Inggris berhasil menanam dan membudidayakan tanaman padi. Penanaman dilakukan di kawasan dataran rendah Cambridgeshire Fen pada musim panas lalu, dan kini tanaman padi itu telah siap dipanen. Fenomena ini menarik perhatian banyak pihak karena cuaca di Inggris dianggap tidak lazim untuk mendukung pertumbuhan padi.
Tidak seperti Indonesia yang memiliki iklim tropis, tanaman padi umumnya tidak dapat tumbuh di Inggris. Untuk dapat tumbuh dengan baik, padi memerlukan iklim yang hangat dengan paparan sinar matahari cukup dan ketersediaan air yang stabil selama masa tumbuh. Suhu Inggris yang rendah hampir sepanjang tahun dan periode panas yang singkat membuat padi sulit berkembang disana. Keberhasilan ini menimbulkan dugaan bahwa perubahan iklim menjadi faktor utama memungkinkan padi untuk tumbuh disana.
Keberhasilan Inggris menanam padi untuk pertama kalinya merupakan hasil kolaborasi antara petani lokal dan ilmuwan. Mereka menggunakan metode adaptasi iklim dengan sistem rewetting peatland. Metode ini dilakukan dengan mengembalikan kelembapan alami lahan gambut yang sebelumnya mengering agar lebih cocok untuk pertanian basah.
Peneliti dari Pusat Ekologi dan Hidrologi (UK Centre for Ecology & Hydrology/UKCEH), Nadine Mitschunas, menjelaskan bahwa varietas yang tumbuh paling baik sejauh ini adalah padi Estrella asal Kolombia. Selain itu, timnya juga menguji beberapa varietas lain yang berasal dari Brasil, Italia, dan Filipina untuk melihat tingkat adaptasi masing-masing terhadap kondisi iklim Inggris.
Sementara itu, Profesor Richard Pywell dari UKCEH menilai hasil percobaan ini menunjukkan potensi besar bagi tanaman padi untuk berkembang di Inggris. Menurutnya, jika suhu rata-rata global meningkat antara dua hingga empat derajat Celsius, padi bisa tumbuh dengan baik dan berpeluang dikembangkan menjadi komoditas pertanian komersial baru di Inggris.
Nadine menjelaskan bahwa keberhasilan timnya menumbuhkan padi di Inggris merupakan dampak nyata dari perubahan iklim ekstrem. Saat ini Inggris memang tengah mengalami musim panas terpanas sepanjang sejarah, dengan suhu yang terus meningkat hingga melampaui rata-rata tahunan. Kondisi tersebut memungkinkan padi tumbuh di wilayah Inggris yang sebenarnya tidak cocok untuk tanaman tropis ini.
"Belum ada yang pernah mencoba ini sebelumnya, tetapi dengan perubahan iklim, kita punya tanaman yang, 10 tahun lalu, kita pikir tidak akan berhasil. Dalam 10 tahun ke depan, padi bisa menjadi tanaman yang benar-benar sempurna bagi kita," ujar Nadine.
Senada dengan pernyataan Nadine, studi terbaru dari UK Centre for Ecology & Hydrology (UKCEH) bersama University of East Anglia menunjukkan bahwa tren pemanasan global diperkirakan akan terus berlanjut hingga akhir abad ini. Para peneliti memproyeksikan bahwa jika kenaikan suhu tidak terkendali, tanaman yang kini hanya tumbuh di daerah tropis akan dapat dibudidayakan di beberapa wilayah Inggris pada tahun 2080.
Meskipun keberhasilan para peneliti menanam padi di Inggris dipandang sebagai kemajuan besar dalam bidang pertanian, para ilmuwan mengingatkan bahwa perubahan iklim yang saat ini terjadi berpotensi menimbulkan masalah lingkungan yang lebih besar. Jika tren peningkatan suhu terus berlanjut, ketidakseimbangan ekosistem dapat terjadi akibat pergeseran habitat alami. Selain itu, peningkatan suhu juga dapat menambah tekanan terhadap ketersediaan sumber daya air di masa mendatang, terutama di wilayah dengan curah hujan rendah.
Para ahli menekankan pentingnya langkah kolektif untuk menekan dampak perubahan iklim. Upaya mitigasi harus dilakukan dengan memperkuat kebijakan lingkungan, mengurangi emisi karbon, serta memperluas penelitian tentang adaptasi pertanian berkelanjutan. Pemerintah, komunitas ilmiah, dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama menjaga keseimbangan antara inovasi pertanian dan keberlanjutan lingkungan agar perubahan iklim tidak berkembang menjadi krisis ekologi yang lebih luas.
(KP/NY)